Kamis, 25 Maret 2010

Mobile Advertising Bakal Jadi Primadona


Mobile advertising menawarkan jalan lain operator untuk berbisnis dan meningkatkan kepuasan para pemakai, serta menempa merek yang diiklankan.Sesuai dengan Comverse Presentation di Mobile Advertising 2009 di Amsterdam yang akan datang, event pertama untuk mobile marketing dan industri periklanan.

“aset unik seperti pengetahuan dari si pemakai dan kemampuan untuk sampai ke pemakai melewati berbagai poin membuat operator dalam posisi yang sangat kuat untuk mengendalikan mobile Advertising” ujar Guy Yaniv, Vise President and General Manager, Comverse Mobile Advertising. “Tawaran iklan di ponsel mengijinkan operator untuk menikmati arus pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang mempromosikan merek mereka. Di saat yang sama, pelanggan menerima beberapa insentif, seperti tambahan talk time, atau gratis SMS, jika mereka setuju menerima iklan tersebut.”

Presentasinya di Mobile Advertising 2009, Yaniv akan menjabarkan kemampuan operator untuk mendapatkan benefit yang besar dari jaringan mereka, mendemostrasikan banyak peluang yang dapat di buat dengan solusi Comverse’s komprehensif Mobile Advertising, dimana mengatur dan mengoptimisasi iklan lewat semua channel untuk mencapai konsumen, berbentuk voice, pesan, mobile iternet, video bahkan billing. Bagaimana dengan operator di Indonesia, apakah akan ikut mengambil roti mobile advertising ini, dan bagaimana kebijakan-kebijakan operator yang bakal di ambil operator Indonesia. (Radhik)

Selasa, 23 Maret 2010

Utak-Atik Keuntungan Mobile Advertising


Gaung mobile advertising memang masih kurang terdengar di Indonesia. Padahal di negara-negara lain, industri ini sudah maju pesat. Berdasarkan data dari Wikipedia, sebanyak 75% pemilik ponsel di Spanyol dan 62% di Perancis menerima iklan dari alat portabelnya.



Jepang mewakili negara di Asia yang sudah maju dengan hal ini. Sebanyak 54% pengguna ponselnya menerima iklan. Bahkan saat ini 44% pemilik handphone tersebut meng-klik iklan yang diterima dari ponsel mereka. Pada Mobile Asia Congress November 2009 lalu, biro iklan mobile terbesar di Jepang, D2, mengumumkan bahwa iklan mobile mereka bernilai 900 juta dolar hanya di negara sakura itu saja.



Menurut penelitian Berg Insight, hal ini terkait dengan 60 persen dari pasar mobile advertising dunia yang diperkirakan mencapai € 1 milyar dalam pada 2008. Selain itu, perusahaan ini juga memperkirakan bahwa pasar industri ini akan terus bertambah pada laju pertumbuhan tahunan sebanyak 43 persen menjadi € 8.7 miliar pada 2014 nanti. Tahun lalu saja, jumlah mobile advertising yang diiklankan ke ponsel mencapai 4,6 miliar sementara lewat komputer secara global sebanyak 1,1 miliar.



Penyebaran iklan melalui mobile media, seperti ponsel, laptop, PDA atau smartphone, memang sangat efektif, mengingat pesan yang diterima pengguna ponsel sangat personal. Apalagi jumlah pemakai perangkat mobile ini semakin meningkat, ditambah tersedianya layanan internet yang ikut memfasilitasi piranti ini, entah menggunakan WiFi hot spot atau WiMAX.



Berdasarkan Research on Asia, pengguna ponsel di Indonesia pada 2009 telah mencapai angka 94,7 juta atau meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang hanya 68 juta ponsel. Diperkirakan hingga akhir tahun ini, pengguna ponsel akan mencapai 133 juta unit ponsel atau separuh dari penduduk Indonesia yang hampir mencapai 250 juta jiwa.



Iklan yang muncul pada alat portabel ini di antaranya Web Mobile Banner (atas halaman) atau Mobile Web Poster (bagian bawah halaman banner). Selain itu, mobile advertising didominasi oleh iklan SMS, di mana lebih dari 90% pendapatan pemasaran mobile di seluruh dunia berasal dari layanan ini.



Bentuk-bentuk lainnya dari mobile advertising bisa berupa MMS, iklan game mobile dan video mobile yang muncul pada saat mobile TV sedang diterima. Ada juga iklan berbentuk full-screen yang terlihat saat mobile content atau mobile web page yang kita minta sedang loading, atau iklan audio berupa jingle sebelum kita merekam pesan suara.



Mobile media sebagai media massa ketujuh dan bersifat dua arah, diharapkan oleh pengiklannya agar bisa memanfaatkan Viral Marketing. Ini adalah metode di mana seseorang yang menerima iklan dari ponselnya, bisa meneruskan (mem-forward) iklan tersebut pada teman-temannya, (seperti virus atau viral-red). Kemampuan seperti virus ini bisa menjadi kampanye interaktif yang sangat kuat. Unsur utama kampanye mobile marketing adalah anggota paling berpengaruh dari setiap target pemirsa atau masyarakat, yang disebut Alpha-User.



Anda tertarik menjadi pengiklan mobile advertising yang sukses di Indonesia atau hanya menjadi Alpha-User?

Rabu, 17 Maret 2010

Mobile Advertising, Cara Promo yang Unik dan Prospektif


Mobile advertising termasuk model yang masih cukup baru di Indonesia, perkembangannya pun boleh dikatakan baru berjalan beberapa waktu belakangan ini. Namun para penyedia layanan mobile advertising, begitu antusias dan optimis, bahwa cara beriklan via media mobile ini akan menjadi tren kedepan dan merupakan alternatif bisnis yang prospektif. Bahkan bisa menjadi model yang sangat populer di Indonesia. Kedepan, para politikus pun bisa saja melirik cara ini untuk mempromosikan dirinya dalam berbagai pemilihan (pileg,pilgub,pilpres dll).

Kehadiran mobile advertising dilatarbelakangi oleh kian pesatnya densitas pengguna atau pelanggan telepon seluler di Indonesia, data menunjukkan bahwa pengguna telepon seluler mengalami pertumbuhan sekitar 30 prosen per-tahun. Perkembangan tersebut membuka peluang para pelaku bisnis layanan ini sebagai suatu sarana beriklan yang prospektif, bahkan bisa menggeser cara beriklan melalui media konvensional. Dengan eksploitasi yang cerdik, keunikan beriklan seperti ini dapat menghasilkan value added yang luar biasa.

Sementara mobile advertising di Indonesia nampaknya masih agak asing di telinga masyarakat awam, padahal secara tidak sadar mereka sudah menjadi sasarannya. Cara beriklan gaya ini memang baru mulai gencar diperkenalkan di Indonesia sekitar satu dua tahun lalu. Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh salah satu pelaku bisnis yang menggunakan layanan ini, perkembangan promosi melalui mobile advertising mengalami peningkatan yang signifikan, bahkan sudah mencapai diatas 9 juta pengguna telepon seluler, aktif menggunakan mobile internet.

Karena dipandang sifatnya yang lebih personal dengan melihat efektivitas komunikasi pemasaran yang lebih baik, dimana informasi dapat langsung diakses melalui telepon pribadi, sehingga segmentasi pasar dan komunikasi massal dianggap menjadi kurang efektif. Pada akhirnya mereka mulai melirik pada mobile media sebagai alternatif pemasaran brand yang lebih potensial. Cara ini mampu memberikan sarana kepada perusahaan untuk meraih target demografis pasar yang diinginkan, kapan saja dan dimana saja.