Selasa, 23 Maret 2010

Utak-Atik Keuntungan Mobile Advertising


Gaung mobile advertising memang masih kurang terdengar di Indonesia. Padahal di negara-negara lain, industri ini sudah maju pesat. Berdasarkan data dari Wikipedia, sebanyak 75% pemilik ponsel di Spanyol dan 62% di Perancis menerima iklan dari alat portabelnya.



Jepang mewakili negara di Asia yang sudah maju dengan hal ini. Sebanyak 54% pengguna ponselnya menerima iklan. Bahkan saat ini 44% pemilik handphone tersebut meng-klik iklan yang diterima dari ponsel mereka. Pada Mobile Asia Congress November 2009 lalu, biro iklan mobile terbesar di Jepang, D2, mengumumkan bahwa iklan mobile mereka bernilai 900 juta dolar hanya di negara sakura itu saja.



Menurut penelitian Berg Insight, hal ini terkait dengan 60 persen dari pasar mobile advertising dunia yang diperkirakan mencapai € 1 milyar dalam pada 2008. Selain itu, perusahaan ini juga memperkirakan bahwa pasar industri ini akan terus bertambah pada laju pertumbuhan tahunan sebanyak 43 persen menjadi € 8.7 miliar pada 2014 nanti. Tahun lalu saja, jumlah mobile advertising yang diiklankan ke ponsel mencapai 4,6 miliar sementara lewat komputer secara global sebanyak 1,1 miliar.



Penyebaran iklan melalui mobile media, seperti ponsel, laptop, PDA atau smartphone, memang sangat efektif, mengingat pesan yang diterima pengguna ponsel sangat personal. Apalagi jumlah pemakai perangkat mobile ini semakin meningkat, ditambah tersedianya layanan internet yang ikut memfasilitasi piranti ini, entah menggunakan WiFi hot spot atau WiMAX.



Berdasarkan Research on Asia, pengguna ponsel di Indonesia pada 2009 telah mencapai angka 94,7 juta atau meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang hanya 68 juta ponsel. Diperkirakan hingga akhir tahun ini, pengguna ponsel akan mencapai 133 juta unit ponsel atau separuh dari penduduk Indonesia yang hampir mencapai 250 juta jiwa.



Iklan yang muncul pada alat portabel ini di antaranya Web Mobile Banner (atas halaman) atau Mobile Web Poster (bagian bawah halaman banner). Selain itu, mobile advertising didominasi oleh iklan SMS, di mana lebih dari 90% pendapatan pemasaran mobile di seluruh dunia berasal dari layanan ini.



Bentuk-bentuk lainnya dari mobile advertising bisa berupa MMS, iklan game mobile dan video mobile yang muncul pada saat mobile TV sedang diterima. Ada juga iklan berbentuk full-screen yang terlihat saat mobile content atau mobile web page yang kita minta sedang loading, atau iklan audio berupa jingle sebelum kita merekam pesan suara.



Mobile media sebagai media massa ketujuh dan bersifat dua arah, diharapkan oleh pengiklannya agar bisa memanfaatkan Viral Marketing. Ini adalah metode di mana seseorang yang menerima iklan dari ponselnya, bisa meneruskan (mem-forward) iklan tersebut pada teman-temannya, (seperti virus atau viral-red). Kemampuan seperti virus ini bisa menjadi kampanye interaktif yang sangat kuat. Unsur utama kampanye mobile marketing adalah anggota paling berpengaruh dari setiap target pemirsa atau masyarakat, yang disebut Alpha-User.



Anda tertarik menjadi pengiklan mobile advertising yang sukses di Indonesia atau hanya menjadi Alpha-User?

0 komentar: